Ekonomi Klasik dan Relevansinya dalam Perekonomian Modern Indonesia
- pexels
NTT ViVa– Ekonomi klasik adalah fondasi dari banyak teori dan praktik ekonomi yang kita kenal saat ini. Muncul pada abad ke-18 dan 19, ekonomi klasik berkembang di tengah revolusi industri dan perubahan besar dalam sistem sosial, politik, dan ekonomi dunia. Para pemikir ekonomi klasik tidak hanya memberikan kerangka analisis terhadap fenomena ekonomi masa mereka, tetapi juga warisan intelektual yang masih menggema dalam kebijakan ekonomi kontemporer.
1. Adam Smith dan Invisible Hand
Adam Smith, bapak ekonomi modern, memperkenalkan konsep invisible hand dalam bukunya The Wealth of Nations (1776). Menurut Smith, jika setiap individu mengejar kepentingan pribadinya dalam sistem pasar bebas, maka secara tidak langsung mereka akan mendorong kesejahteraan umum. Mekanisme pasar, tanpa intervensi negara, mampu menyeimbangkan permintaan dan penawaran melalui harga.
2. David Ricardo dan Teori Keunggulan Komparatif
David Ricardo memperdalam teori perdagangan internasional dengan konsep keunggulan komparatif. Ia menjelaskan bahwa dua negara bisa sama-sama diuntungkan melalui perdagangan jika masing-masing fokus pada produksi barang yang memiliki biaya peluang paling rendah. Teori ini menjadi dasar bagi liberalisasi perdagangan global saat ini.
3. Thomas Malthus dan Teori Populasi
Thomas Robert Malthus membawa perspektif pesimistis melalui An Essay on the Principle of Population (1798). Ia mengemukakan bahwa populasi tumbuh secara eksponensial, sementara sumber daya alam tumbuh secara aritmetis. Ketidakseimbangan ini, menurutnya, akan memicu kelaparan, kemiskinan, dan konflik sosial jika tidak dikendalikan.
Prinsip Dasar Ekonomi Klasik
1. Pasar Bebas (Free Market)