Bali Terancam Kehilangan Keindahannya: Mengapa 2025 Bukan Waktu yang Tepat untuk Mengunjungi Pulau Dewata

Destinasi Wisata Bali
Sumber :
  • tvOneNews

NttBali, salah satu destinasi wisata paling terkenal di Indonesia, kini masuk dalam daftar "Destinations to Avoid in 2025" yang disusun oleh Fodor's, penerbit panduan perjalanan ternama asal Amerika Serikat.

Hal ini mengejutkan banyak pihak, terutama para wisatawan dan pelaku industri pariwisata, mengingat Bali selalu menjadi tujuan utama wisatawan domestik maupun mancanegara.

Namun, alasan di balik penempatan Bali dalam daftar ini tidak dimaksudkan untuk memboikot pulau dewata tersebut.

Justru, tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran global mengenai dampak dari over tourism (pariwisata berlebihan) yang telah mengancam keberlanjutan Bali, baik dari sisi lingkungan maupun budaya.

Over Tourism yang Merusak Bali

Bali kini menghadapi masalah pariwisata yang berlebihan, atau yang sering disebut dengan over tourism.

Kondisi ini terjadi ketika jumlah wisatawan yang datang ke suatu destinasi melebihi kapasitas yang dapat ditampung dengan baik oleh infrastruktur dan sumber daya alam setempat.

Di Bali, fenomena ini sudah mencapai titik kritis, dengan lonjakan jumlah wisatawan yang tidak terkendali dalam beberapa tahun terakhir.

Pembangunan yang pesat dan didorong oleh kebutuhan akan akomodasi, restoran, serta fasilitas lainnya untuk melayani jumlah wisatawan yang terus meningkat, menyebabkan kerusakan pada habitat alami Bali.

Hal ini tak hanya memengaruhi keberagaman hayati pulau ini, tetapi juga merusak warisan lingkungan dan budaya yang telah ada selama berabad-abad.

Salah satu contoh nyata adalah peningkatan sampah plastik yang sangat mencemari kawasan wisata Bali, menjadikannya "kiamat plastik" bagi alam.

Dampak Lingkungan dan Budaya yang Terabaikan

Over tourism di Bali tidak hanya berdampak pada lingkungan alam, tetapi juga pada keberlanjutan budaya.

Tradisi lokal yang seharusnya dilestarikan justru terancam oleh arus modernisasi yang dipicu oleh industri pariwisata.

Tuntutan akan fasilitas mewah dan kemudahan akses bagi wisatawan seringkali mengesampingkan upaya pelestarian kebudayaan asli Bali.

Selain itu, masyarakat lokal yang bergantung pada pariwisata untuk penghidupan mereka seringkali merasa terhimpit oleh dampak negatif dari volume wisatawan yang terus bertambah.

Kesenjangan ekonomi semakin lebar, dan sering kali mereka yang tinggal di daerah wisata utama harus berjuang untuk bertahan hidup dalam ketatnya persaingan ekonomi.

Tujuan Peringatan, Bukan Pembatalan

Meski Bali masuk dalam daftar destinasi yang tidak disarankan untuk dikunjungi pada 2025, Fodor’s menekankan bahwa ini bukan berarti Bali harus diboikot.

Sebaliknya, penempatan Bali dalam daftar ini adalah untuk mendorong wisatawan dan pelaku industri pariwisata agar lebih berhati-hati dalam memilih destinasi wisata.

Fokusnya adalah pada kesadaran akan dampak pariwisata yang tidak berkelanjutan.

Fodor’s mengajak kita untuk mulai mempertimbangkan kembali gaya berwisata kita—mengutamakan keberlanjutan dan dampak positif bagi lingkungan serta masyarakat setempat.

Mengunjungi tempat-tempat seperti Bali harus dilakukan dengan tanggung jawab, memastikan bahwa kita tidak hanya memberi keuntungan bagi diri kita sendiri, tetapi juga bagi masa depan destinasi tersebut.

Kesadaran Pariwisata Berkelanjutan

Perubahan dalam cara kita berwisata menjadi sangat penting dalam menjaga keseimbangan alam dan budaya.

Bali, dengan segala keindahan alam dan kekayaan budayanya, memiliki potensi besar untuk terus berkembang sebagai destinasi wisata yang berkelanjutan.

Namun, hal ini membutuhkan kesadaran kolektif dari kita semua—wisatawan, pemerintah, dan masyarakat lokal—untuk menjaga dan merawat pulau dewata agar tetap lestari dan tidak hancur akibat pariwisata yang tidak terkontrol.

Mari kita mulai memikirkan kembali dampak perjalanan kita dan berpartisipasi dalam pariwisata yang ramah lingkungan serta mendukung upaya pelestarian budaya Bali.

Ini bukan hanya tentang menikmati keindahan Bali, tetapi juga tentang memastikan bahwa keindahan tersebut dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

Disclimer: Berita ini telah tayang di Youtube tvOneNews dengan judul: "Bali Menjadi Daftar Destinasi Jangan Dikunjungi pada 2025"