Idul Fitri di Jurassic Park Indonesia: Takbir Bergema di Tengah Keindahan Alam!
- Jo Kenaru
Manggarai, NTT ViVa– Di perairan Manggarai, Nusa Tenggara Timur, tersembunyi sebuah surga terpencil bernama Pulau Nuca Molas. Keindahan alamnya yang masih liar dan mempesona, seperti sebuah lukisan alam yang tak terjamah, menanti untuk ditemukan.
Tebing-tebing terjal yang menjulang tinggi, hamparan laut biru jernih yang memantulkan sinar matahari, dan gugusan pulau berbukit yang menyerupai lanskap dari film Jurassic Park, semua itu menjadi suguhan yang memukau bagi siapa saja yang menginjakkan kaki di pulau ini.
Suasana yang tenang dan damai, seolah memisahkan pulau yang berada di Selatan Manggarai dari kebisingan kota, dan membawa kita ke dalam sebuah dunia yang masih asli dan alami.
Di balik keindahan alam Pulau Nuca Molas menyimpan kekayaan budaya dan tradisi yang kaya, terutama saat merayakan Idul Fitri.
Masjid Jami Hairul Huda Konggang Pulau Nuca Molas
- Arfan
Takbir di Tengah Laut dan Bukit
Menjelang malam takbiran, tampak suasana Nuca Molas berubah. Di dermaga kecil yang sudah runtuh yang tidak layak digunakan, biasanya hanya riuh oleh nelayan dan wisatawan, kini anak-anak berkumpul membawa obor seadanya. Mereka mengiringi takbir yang menggema dari sebuah Masjid sederhana di tepi pantai.
Gema takbir yang melantun lembut di antara angin laut, menghadirkan harmoni spiritual yang mendalam dan lebih penuh makna. Suara takbir berpadu dengan desiran ombak dan gesekan dedaunan pohon lontar yang menari tertiup angin.
Idul Fitri di Nuca Molas, adalah perayaan yang tidak hanya mempersatukan umat, tetapi juga mempersatukan umat dengan alam.
Masyarakat pesisir di Nuca Molas sibuk mempersiapkan makanan khas lebaran dan hidangan khas Manggarai. Meskipun tidak ada keramaian pasar atau pusat perbelanjaan, mereka berbagi hidangan, bersalaman, dan memperkuat tali persaudaraan.
Desa Nuca Molas di Kabupaten Manggarai
- Jo Kenaru
Salat Idul Fitri di Tanah Para Naga
Pagi Idul Fitri di Nuca Molas datang dengan tenang. Matahari muncul dari balik bukit, menyinari pantai berpasir putih yang masih basah oleh embun pagi. Umat Muslim berbondong-bondong menuju Masjid Jami Hairul Huda Konggang tempat salat besar itu digelar.
Tidak ada bangunan besar atau kemegahan masjid raya, tetapi Masjid yang menghadap laut biru menjadi tempat sujud yang tak kalah sakral. Masjid yang sederhana namun penuh khidmat itu dipenuhi oleh jamaah yang datang dengan hati penuh kebahagiaan, setelah satu bulan penuh menjalankan ibadah puasa.
Perayaan Idul Fitri di Nuca Molas mengandung makna yang mendalam. Salah satu nilai yang paling ditekankan adalah kesederhanaan. Walaupun hidup di pulau yang jauh dari keramaian kota, warga Nuca Molas memahami bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada kemewahan materi, melainkan dalam kebersamaan dan rasa syukur atas apa yang dimiliki.
Masyarakat Nuca Molas juga menjunjung tinggi silaturahmi sebagai salah satu aspek terpenting dalam kehidupan sosial. Pada hari Idul Fitri 1446 Hijriah, mereka bermaaf-maafan yang menjadi inti dari semangat perayaan tersebut.
Kemenangan Spiritual
Lukman Jarawadu, yang merayaan Idul Fitri di Nuca Molas mengatakan, baginya Idul Fitri adalah kemenangan spiritual sebab selama sebulan penuh menjalani puasa, umat Muslim di desa ini menjalani perjalanan spiritual yang melibatkan disiplin diri, pengendalian nafsu, dan peningkatan kualitas ibadah.
Idul Fitri menjadi simbol kemenangan atas segala godaan duniawi dan pencapaian kedekatan dengan Allah. Perayaan ini mengingatkan warga Nuca Molas bahwa kehidupan ini bersifat sementara, dan bahwa kebahagiaan sejati berasal dari kedekatan dengan Tuhan serta kepedulian terhadap sesama.
Pantai pasir putih Nuca Molas di Manggarai-NTT
- Jo Kenaru
Lebaran di Tanah Eksotis
Di kejauhan, suara perahu-perahu nelayan terdengar, melintas di antara pulau-pulau kecil yang seperti punggung naga raksasa.
Beberapa wisatawan yang kebetulan berada di sana turut menyaksikan momen ini, terpesona oleh perpaduan tradisi Islami dengan keindahan alam purba yang masih terjaga.
Setelah salat Ied, warga saling berkunjung dari rumah ke rumah. Hidangan sederhana seperti nasi jagung, ikan bakar, dan sayur khas Nuca Molas tersaji di meja-meja kecil. Tidak ada kemewahan, tetapi ada kehangatan yang nyata. Anak-anak berlarian di tepi pantai, tertawa lepas sambil sesekali mengejar kepiting-kepiting kecil yang keluar dari pasir.
Bagi warga Muslim di Pulau Nuca Molas, Idul Fitri bukan sekadar perayaan keagamaan, tetapi juga pengingat akan nilai persaudaraan dan kesederhanaan di tengah kehidupan yang dekat dengan alam.
Seperti tanahnya yang masih liar dan murni, tradisi di sini tetap bertahan dalam ketulusan yang sama. Selain itu, nilai berbagi juga sangat terasa dalam perayaan Idul Fitri di Nuca Molas.
Masyarakat desa ini memahami bahwa rezeki yang mereka terima bukan hanya untuk mereka sendiri, tetapi juga untuk orang lain. Mereka memberikan sebagian dari apa yang mereka miliki kepada yang membutuhkan, terutama berbagi makanan. Dengan cara ini, mereka merayakan Idul Fitri tidak hanya sebagai kemenangan pribadi, tetapi juga sebagai kemenangan kolektif dalam menjaga solidaritas sosial.
Di bawah langit biru Nuca Molas, Idul Fitri bukan sekadar tentang kemenangan spiritual, tetapi juga tentang menyatu dengan alam, merayakan kehidupan dalam harmoni dengan laut, bukit, dan angin yang senantiasa membisikkan kedamaian.