Program MBG Bentuk Perhatian Negara menjamin masa depan anak-anak Indonesia
- ANTARA/HO-PCO
NTT,VIVA – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah bentuk konkret negara hadir setiap hari untuk menjamin masa depan anak-anak Indonesia yang lebih baik. Dengan kata lain, MBG adalah perwujudan hak anak untuk memperoleh gizi seimbang.
Sementara menu sehat MBG disediakan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimal anak-anak.
Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Prita Laura, mengemukakan, dalam standar gizi program MBG mengikuti Angka Kecukupan Gizi (AKG) dan prinsip Isi Piringku, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 Tahun 2014.
“Pemenuhan gizi yang baik tidak hanya mendukung kesehatan fisik, tetapi juga meningkatkan kemampuan belajar, konsentrasi, dan suasana hati. Anak yang sehat memiliki peluang lebih kecil untuk mengalami penyakit kronis seperti diabetes dan obesitas,” ujar Prita Laura di Jakarta, mengutip Kantor Berita ANTARA, Sabtu 18 Januari 2024.
“Menu MBG dihitung untuk memenuhi 20-25 persen AKG pada sarapan pagi dan 30-35 persen AKG untuk makan siang. Selain itu, bahan baku diupayakan berasal dari hasil lokal, seperti ikan tuna dari nelayan setempat atau sayuran dan buah dari kebun masyarakat di sekitar lokasi sekolah,” katanya.
Prita menyampaikan, pemenuhan makanan bergizi adalah salah satu dari 10 hak anak yang tercantum dalam Konvensi Hak Anak PBB tahun 1989.
Kemudian, lanjut Prita, hasil penelitian pada 2017 menemukan bahwa siswa di sekolah dengan menu makan siang sehat menunjukkan peningkatan nilai ujian akhir tahun, membuktikan hubungan antara gizi dan kinerja akademik.
"Setiap kali makan, menu dirancang dengan proporsi seimbang antara makanan pokok, sayuran, lauk-pauk, dan buah," kata Prita menambahkan.
Prita juga berkata, untuk menjamin kualitas dan keberterimaan makanan, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) diwajibkan memenuhi standar kesehatan.
“Kami juga memastikan bahwa bahan baku yang digunakan dalam program ini tidak hanya sehat tetapi juga mendukung perekonomian lokal,” katanya.
Melalui pendekatan ini, Prita optimistis Program MBG tidak hanya mencetak generasi yang sehat dan cerdas tetapi juga memberdayakan komunitas lokal. "Program ini adalah investasi jangka panjang untuk Indonesia Emas 2045," katanya.