Tinju Adat "Etu" di Nagekeo, NTT: Simbol Pengorbanan dan Kesuburan
- Ignas Picture
Nagekeo, NTT ViVa– Salah satu tradisi dan warisan budaya masyarakat dari Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT yang masih dilestarikan hingga saat ini adalah tinju adat, yang lebih dikenal dengan sebutan Etu.
Tradisi ini dilakukan turun temurun sebagai ungkapan syukur atas panen yang diperoleh. Tinju adat ini sebagai simbol pengorbanan dan kesuburan. Ritual ini bertujuan untuk mempererat persaudaraan, memupuk konsistensi, dan menghargai satu sama lain untuk membentuk karakter yang baik.
Etu dilaksanakan di tempat terbuka. Petarung biasanya diutus dari berbagai kampung dan memiliki usia serta kemampuan fisik yang sebanding. Ritual ini seringkali diikuti oleh anak muda yang mencari jati diri. Biasanya, seorang petarung, sebelum memulai ritual Etu, harus memohon pertolongan Tuhan dan leluhur.
Tinju adat Etu di Nagekeo
- Istimewa/ Sevrin Waja
Sarung tinju unik dan aturan main
Tinju Adat Etu memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan tinju konvensional. Meskipun tidak menggunakan sarung tinju, petarung menggunakan bahan-bahan alami yang keras seperti ijuk, sabut kelapa, tanduk kerbau, dan tulang daun aren untuk melindungi tangan mereka selama pertarungan.
Kedua petarung wajib mengenakan kain tenun adat arena/loka etu sesuai masing- masing wilayah fungsionaris adat.