Idul Fitri di Jurassic Park Indonesia: Takbir Bergema di Tengah Keindahan Alam!
- Jo Kenaru
Di kejauhan, suara perahu-perahu nelayan terdengar, melintas di antara pulau-pulau kecil yang seperti punggung naga raksasa.
Beberapa wisatawan yang kebetulan berada di sana turut menyaksikan momen ini, terpesona oleh perpaduan tradisi Islami dengan keindahan alam purba yang masih terjaga.
Setelah salat Ied, warga saling berkunjung dari rumah ke rumah. Hidangan sederhana seperti nasi jagung, ikan bakar, dan sayur khas Nuca Molas tersaji di meja-meja kecil. Tidak ada kemewahan, tetapi ada kehangatan yang nyata. Anak-anak berlarian di tepi pantai, tertawa lepas sambil sesekali mengejar kepiting-kepiting kecil yang keluar dari pasir.
Bagi warga Muslim di Pulau Nuca Molas, Idul Fitri bukan sekadar perayaan keagamaan, tetapi juga pengingat akan nilai persaudaraan dan kesederhanaan di tengah kehidupan yang dekat dengan alam.
Seperti tanahnya yang masih liar dan murni, tradisi di sini tetap bertahan dalam ketulusan yang sama. Selain itu, nilai berbagi juga sangat terasa dalam perayaan Idul Fitri di Nuca Molas.
Masyarakat desa ini memahami bahwa rezeki yang mereka terima bukan hanya untuk mereka sendiri, tetapi juga untuk orang lain. Mereka memberikan sebagian dari apa yang mereka miliki kepada yang membutuhkan, terutama berbagi makanan. Dengan cara ini, mereka merayakan Idul Fitri tidak hanya sebagai kemenangan pribadi, tetapi juga sebagai kemenangan kolektif dalam menjaga solidaritas sosial.
Di bawah langit biru Nuca Molas, Idul Fitri bukan sekadar tentang kemenangan spiritual, tetapi juga tentang menyatu dengan alam, merayakan kehidupan dalam harmoni dengan laut, bukit, dan angin yang senantiasa membisikkan kedamaian.