Tiba di Language Center, Dandim 0809 Kediri Takjub dengan Suasana Kampung Inggris

Dandim 0809/Kediri Letkol Inf. Ragil Jaka Utama (tengah)
Sumber :
  • Mikael Risdiyanto

KEDIRI VIVA – Dandim 0809/Kediri Letkol Inf. Ragil Jaka Utama didampingi Danramil Pare Kapten Chb. Tommy Wibisono, mengunjungi LKP Language Center (LC) pada Kamis, 16 Januari 2024, sore.

Pesona Waburi Park, Destinasi Wisata Eksotis di Buton Selatan yang Wajib Dikunjungi

 

Kehadiran komandan kodim disambut baik oleh Founder LC Abdul Wasik, Perwakilan Dinas Pendidikan Guntur Sila Sukma, Ketua FK-PKBM Aris Guntur Kartika, Dewan Penasihat FK-PKBM Tiono dan Ketua UMKM AKUR Kampung Inggris Dwi Yudi Ardiansyah  

Keindahan Tersembunyi di Bogor: Pesona Desa Wisata Purwabakti yang Memikat

 

Kepada wartawan Dandim Kediri mengatakan, “Alhamdullilah saya disini didampingi Pak Guntur Sila Sukma dari Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri dan Pak Abdul Wasik salah satu Founder LKP Language Center. Ini pengalaman pertama kali saya ke Kampung Inggris, kalau dulu saya mendengar Kampung Inggris itu seperti apa? Tetapi tadi setelah diberi pemahaman oleh Pak Guntur bahwasanya karena banyaknya lembaga pendidikan Bahasa Inggris namun ternyata bukan hanya Bahasa Inggris saja tetapi ada juga Bahasa Jepang, Arab, Mandarin dan sebagainya.”

Padang Menjadi Destinasi Pariwisata Tercepat Berkembang di Dunia Menurut Agoda

 

“Ini bisa menjadi salah satu destinasi wisata yang luar biasa, mungkin Kampung Bahasa Asing sebesar ini hanya ada di Kediri. Jadi saya datang kesini karena tertarik dan penasaran, saya melihat ini sangat luar bisa dan ini merupakan program yang keren. Era sekarang, Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional dan bahasa pergaulan yah kita harus bisa. Apalagi generasi muda sekarang, mulai dari SD, SMP kalau bisa Bahasa Inggris kan keren,” terangnya.

 

Ia menambahkan, saat ketemu turis di Bali, ketemu pebisnis di Jakarta kita harus fasih berbicara dengan mereka.

 

“Ini punya kesan positif sekali dan harus dikembangkan, kalau perlu ditiru di seluruh wilayah yang ada di Pare ini. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan kemampuan, tadi saya melihat bukan hanya anak kecil saja yang ikut pembelajaran tetapi ada juga yang lulusan SMA. Diharapkan mereka bisa berkembang dan terus ditingkatkan. Saat ini sebuah pekerjaan selalu berkaitan dengan yang berbau Inggris dan itu kita harus menguasai,” sambungnya.

 

Dikatakan, “Tadi saya sempat bercerita dengan Pak Haji Wasik, bahwa saya di TNI ini diberi kesempatan, mungkin sudah 7 kali saya study di luar negeri yang mana kalau berinteraksi menggunakan Bahasa Inggris. Berarti faktor Bahasa Inggris sangat penting untuk dikuasai oleh seluruh masyarakat.”

 

“Untuk itu saya menghimbau mari kita dukung terus dan kita lestarikan Kampung Inggris di Pare – Kabupaten Kediri. Kita support terus supaya maju dan dapat memberikan sesuatu yang terbaik untuk generasi muda agar mereka memiliki skill guna menunjang masa depan mereka yang cerah,” cetusnya.

 

Saat ditanya, apakah kedepan pihak Kodim Kediri berencana sinergi dengan Kampung Inggris guna peningkatan kompetensi Bahasa Asing bagi personel beserta keluarganya? “Kalau perlu saya wajibkan, karena dulu sebelum saya berdinas di Kediri ada namanya English Day, dalam satu minggu setiap hari Selasa dan Kamis kita dituntut berbicara Bahasa Inggris. Bahkan mendatangkan instructure dari lembaga-lembaga kursus Bahasa Inggris,” jawab Letkol Inf Ragil Jaka Utama.

 

Ditegaskan, “Banyak sekali manfaatnya, apalagi segala macam proses seleksi di TNI kesempatan belajar di luar negeri yang terbuka luas menuntut kemampuan Bahasa Inggris sebagai tes dasarnya.”

 

Founder Lembaga LC Puji Perhatian Dandim Kediri ke Kampung Inggris

 

Terkait kunjungan Dandim Kediri ke LC, Abdul Wasik sang founder mengapresiasi perhatian jajaran TNI terhadap dunia pendidikan non formal. 

 

“Kami mengucapkan terima kasih atas kunjungan Pak Dandim karena ini merupakan bentuk perhatian beliau kepada Kampung Inggris. Kedepan diharapkan bisa saling support dan sinergi. 

 

Abdul Wasik Founder LC Kampung Inggris

Photo :
  • Istimewa

 

Menurutnya Kampung Inggris itu unik dan butuh perhatian juga dari pemerintah."

 

"Pak Dandim sudah mengawalinya. Beliau disini tadi terkejut juga, karena dalam satu kampung terdapat 200 an lembaga dari berbagai macam bahasa, dan ini sesuatu yang luar biasa. Karena tidak hal seperti ini di Indonesia, apalagi keberadaan lembaga pendidikan non formal ini sangat membantu menggerakkan ekonomi warga dalam bentuk fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan siswa," ungkapnya.

 

Dalam perbincangannya Dandim Kediri ternyata memiliki banyak pengalaman ke luar negeri dan ia menceritakan bahwa banyak orang terkendala komunikasi yang menggunakan Bahasa Inggris. 

 

Jadi keberadaan Kampung Inggris sangat dibutuhkan untuk membantu meningkatkan kemampuan berbahasa asing. 

 

Dikatakan Abdul Wasik yang menjadi titik lemah Indonesia karena kurang bisa berkomunikasi menggunakan Bahasa Inggris. Tidak seperti negara lainnya, sebagai contoh India menempatkan Bahasa Inggris sebagai second language atau bahasa kedua. Sehingga banyak peluang-peluang besar di Eropa maupun Amerika diambil orang India. Bahkan mereka sampai menduduki posisi penting di perusahaan berbasis teknologi di Amerika hanya karena dilihat kemampuannya menggunakan Bahasa Inggris, dalam posisi ini Indonesia masih sangat lemah.

 

“Pak Dandim juga berharap bisa bersinergi untuk melatih para anggota untuk bisa berbahasa Inggris, nanti bentuknya seperti apa akan dibicarakan lebih lanjut. Intinya kita menyambut baik atas kunjungan ini termasuk rencana untuk bersinergi. Lebih dari itu keterkejutan Pak Dandim diharapkan bisa mengangkat Kampung Inggris lebih dikenalkan kepada kolega-koleganya,” harapnya.

 

Di tempat yang sama, Abdul Wasik juga menyampaikan bahwa lembaga LC di Kampung Inggris unik, karena siswanya tidak hanya di Kampung Inggris Pare saja namun juga ada cabang yang tersebar di beberapa kota. 

 

"Kami memiliki cabang di Yogya, Bogor, Bandung, Lampung, Banten, Medan dan Makassar dan yang disini pusatnya. Harapan kami cabang-cabang tersebut tidak mengurangi market yang di Pare."

 

“Selain pembelajaran offline kami juga ada yang melalui online, terkait camp siswa kami ada tiga jenis: ada yang milik sendiri, ada yang kontrak dan ada yang milik warga, pungkasnya.