Erick Thohir Buka Suara Terkait Pemecatan Shin Tae-yong dari Timnas Indonesia
- Antara
NTT - Keputusan mengejutkan muncul pada awal tahun 2025 ketika Shin Tae-yong resmi diberhentikan sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia. Kabar ini tidak hanya menggemparkan dunia sepak bola Tanah Air, tetapi juga memancing perdebatan panas di kalangan penggemar. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, akhirnya angkat bicara untuk memberikan penjelasan terkait keputusan besar ini.
Shin Tae-yong, pelatih asal Korea Selatan, memulai masa baktinya sebagai pelatih Timnas Indonesia pada Januari 2020. Selama lima tahun, ia membawa banyak perubahan positif, terutama dalam pengembangan tim muda dan peningkatan performa tim di level internasional. Di bawah asuhannya, Indonesia berhasil mencetak sejarah dengan lolos ke Piala Asia 2023 dan tampil menjanjikan di berbagai kompetisi.
Namun, tidak semua perjalanan berjalan mulus. Kekalahan di beberapa laga penting, seperti melawan China dan Filipina, menjadi sorotan utama. Kekalahan-kekalahan ini memicu kritik pedas dari publik, yang bahkan sempat menggema melalui tagar #STYOut di media sosial.
Dalam sebuah konferensi pers, Erick Thohir menjelaskan bahwa keputusan untuk memutus kerja sama dengan Shin Tae-yong bukanlah langkah yang diambil secara tiba-tiba. Menurutnya, ada sejumlah faktor mendasar yang melatarbelakangi keputusan ini.
"Kita melihat perlunya ada pimpinan [pelatih] yang bisa lebih menerapkan strategi yang sudah disepakati oleh para pemain, komunikasi yang lebih baik, dan tentu implementasi program lebih baik juga bagi timnas," ujar Erick, dikutip dari viva.co.id.
Ia juga menyoroti adanya "dinamika internal" yang muncul menjelang laga melawan China pada Oktober 2024. Erick mengungkapkan bahwa dinamika ini membuat hubungan antara Shin Tae-yong dengan tim dan pengurus PSSI menjadi kurang harmonis.
Salah satu pertanyaan besar adalah mengapa PSSI memilih waktu Januari 2025 untuk mengambil keputusan ini. Erick menjelaskan bahwa keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan waktu persiapan yang cukup sebelum laga penting berikutnya, termasuk lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2028.
