Kejari Manggarai Bungkam Hasil Penyeledikan Kapus Benteng Jawa yang Diduga Korupsi Dana BOK
- Istimewa
NTT VIVA – Kasus dugaan korupsi yang melibatkan Kepala Puskesmas (Kapus) Benteng Jawa, Geradus Hasu, terus menjadi sorotan publik. Pasalnya, hingga saat ini, Kejaksaan Negeri (Kejari) Manggarai belum memberikan kejelasan terkait perkembangan penyelidikan dugaan pemotongan gaji tenaga kesehatan (nakes) dari dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) tahun 2022 hingga 2024 yang mencapai Rp315 juta.
Kasus ini bermula dari laporan sejumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Benteng Jawa yang mengaku gaji mereka dipotong untuk akreditasi. Pemotongan tersebut diduga dilakukan langsung oleh Kepala Puskesmas, dengan dalih berbagai kepentingan akreditasi. Namun, hingga kini belum ada kejelasan resmi mengenai motif dan aliran dana yang diduga diselewengkan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Kapus Benteng Jawa diduga melakukan tindak pidana korupsi untuk jatah akreditasi sèjak tahun 2023 dengan jumlah Rp50.000.000 juta. Sementara untuk tahun 2023 hingga 2024 totalnya mencapai Rp.108.000.000 juta.
Meski laporan dugaan korupsi ini telah masuk ke Kejaksaan Negeri Manggarai, pihak kejaksaan hingga kini belum memberikan pernyataan resmi terkait tindak lanjut penyelidikan. Publik pun mulai mempertanyakan keseriusan aparat penegak hukum dalam menangani kasus ini.
Sejumlah pihak, termasuk masyarakat dan aktivis anti-korupsi, menuntut transparansi dari Kejari Manggarai. "Kami ingin tahu bagaimana perkembangan kasus ini. Jangan sampai ada upaya untuk memperlambat atau bahkan menghentikan penyelidikan," ujar salah satu masyarakat saat diwawancarai NTT VIVA.co.id, Jumat (14/3/25).
Kasus ini menjadi perhatian luas karena menyangkut hak tenaga kesehatan yang telah bekerja keras dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Para tenaga kesehatan yang menjadi korban pemotongan gaji berharap ada keadilan dan pengembalian hak mereka.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, Kejari Manggarai belum memberikan tanggapan meskipun telah beberapa kali dikonfirmasi oleh awak media. Ketidakjelasan ini semakin menambah spekulasi di tengah masyarakat terkait arah penyelidikan kasus tersebut.