Warga Poco Leok Buka Donasi Koin untuk Perbaiki Pagar Kantor Bupati Manggarai
- Koalisi Pemuda Poco Leok
Manggarai, NTT VIVA– Koalisi Pemuda Poco Leok yang berasal dari 10 gendang (kampung adat) membuka donasi koin untuk mengganti pagar kantor Bupati Manggarai yang rusak saat koalisi pemuda menggelar aksi demo pada 3 Maret 2025.
Insiden rusaknya pagar kantor Bupati Manggarai terjadi setelah adanya saling dorong antara pihak keamanan dan massa aksi dari Koalisi Pemuda Poco Leok selama demonstrasi penolakan proyek geotermal di Poco Leok.
Dengan semangat dan tekad yang kuat, ratusan warga Poco Leok melakukan demonstrasi yang saat itu dicatat sebagai aksi ke-30 masih menuntut Bupati Heribertus Geradus Laju Nabit untuk mencabut Surat Keputusan Penetapan Lokasi (SK Penlok) proyek geotermal yang rencananya akan dibangun di Wilayah Poco Leok.
Pagar yang roboh dibawa ke Mapolres Manggarai
- Jo Kenaru
Bentuk Tanggung jawab dan militansi
Arkadeus Trisno Anggur, perwakilan Pemuda Poco Leok menyatakan bahwa donasi untuk pagar kantor Bupati Manggarai merupakan bentuk tanggung jawab pendemo meskipun pagar itu roboh juga karena didorong Satpol PP membuat pagar jatuh ke arah pendemo.
Menurutnya, donasi ini juga merupakan simbol militansi menghadapi tekanan penguasa yang ditandai dengan melapor korlap aksi ke polisi menggunakan dalil pengrusakan.
"Dengan mengumpulkan donasi ini, kami menyatakan perlawanan terhadap cara-cara pemerintah di Kabupaten Manggarai yang menggunakan kekuasaannya untuk terus menekan kami, termasuk dengan pembungkaman melalui proses hukum," kata Trisno dalam keterangan resmi yang diterima NTT ViVa, Kamis, 20 Maret 2025.
Gerakan ini terbuka untuk siapapun yang mau bersolidaritas. Dukungan bisa disalurkan melalui akun Gopay atau Dana pada nomor yang tertera dalam flyer atau poster mereka.
“Semua dana yang masuk akan dikonversi ke dalam bentuk uang koin yang akan diserahkan ke bupati Manggarai,” cetusnya.
Menurut Trisno, gerakan donasi ini akan berlangsung hingga 26 Maret 2025.
"Kami akan menyerahkannya secara langsung dana hasil solidaritas ini ke bupati," imbuhnya. Pada 3 Maret 2025, ratusan warga asal Poco Leok menggelar aksi unjuk rasa di Ruteng.
Arkateus Akur, tokoh masyarakat di Gendang Mucu Poco Leok, menyampaikan bahwa karena pemerintah menuding warga Poco Leok sebagai pelaku pengrusakan, maka sebagai warga masyarakat yang baik, mereka berupaya mengajarkan rasa tanggung jawab dengan mengumpulkan uang receh per orang untuk memperbaiki pagar kantor Bupati Manggarai.
Sementara itu, Ponsi Nogol selaku tokoh adat Gendang Tere menegaskan, aksi pengumpulan uang koin juga menginsiprasi pandangan banyak pihak yang melihat pagar rusak dalam setiap aksi demo merupakan hal ‘receh’ tapi Bupati Nabit membesar-besarkannya.
“Kenapa mengumpulkan koin atau uang recehan? Karena kami mau pastikan bahwa robohnya pagar adalah persoalan recehan. Persoalan kecil. Ada persoalan lain yang lebih serius dan lebih penting. Dan itu yang sedang disuarakan oleh anak-anak kami waktu aksi,” tulis Koalisi Poco Leok.