TNI Koreksi Informasi Tragedi Distrik Anggruk: 1 Guru Tewas dan 6 Lainnya Luka-luka
- VIVA.co.id/Aman Hasibuan (Papua)
NTT ViVa– Dansatgas Rajawali II Koops TNI Habema Kogabwilhan III, Letkol Inf Gustiawan, melaporkan bahwa serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk Yahukimo, Papua Pegunungan, menyebabkan 1 orang guru tewas dan 6 guru lainnya luka-luka.
Korban tewas teridentifikasi bernama Rosalina, 30 tahun, yang ditemukan dengan luka mengenaskan. Jenazah dievakuasi ke Jayapura melalui Bandara Dekai Yahukimo.
Satgas Rajawali II Koops TNI telah mengevakuasi 7 korban keluar dari Distrik Anggruk, yakni korban meninggal dunia Rosalina dan tiga korban guru dengan luka berat, yaitu Vidi, Cosmas, dan Tari, serta tiga korban lainnya mengalami luka ringan, yaitu Vanti, Paskalia, dan Irmawati.
“Korban yang diketahui salah satunya bernama ibu Rosalina usia 30 tahun, ditemukan tewas dengan luka mengenaskan akibat kekerasan,” kata Letkol Inf Gustiawan kepada wartawan, Minggu, 23 Maret 2025.
“Enam korban lainnya yang juga dievakuasi yakni korban yang mengalami luka berat, yaitu Bapak Vidi, Bapak Cosmas, dan Ibu Tari. Sementara itu, tiga korban lainnya mengalami luka ringan, yaitu Ibu Vanti, Ibu Paskalia, dan Ibu Irmawati,” jelasnya lanjut.
Lokasi 6 guru dan tenaga medis dibakar hidup-hidup di Yahukimo Papua
- Sumber : VIVA.co.id/Aman Hasibuan (Papua)
Para korban tiba di lapangan terbang Doyo Sentani pada Minggu (23/3/2025) sekitar pukul 14.30 WIT menggunakan dua pesawat jenis Caravan.
Proses evakuasi korban di bawah pengamanan ketat, mengingat kondisi di Distrik Anggruk masih sangat rawan.
“Evakuasi dilakukan dengan koordinasi yang baik, dan jenazah korban berhasil dibawa ke Bandara Dekai Yahukimo untuk proses identifikasi lebih lanjut,” sambung Letkol Inf Gustiawan.
Diberitakan sebelumnya, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Elkius Kobak menyerang Sekolah Dasar (SD) YPK Anggruk dan mengklaim membakar hidup-hidup 6 orang guru di Kampung Anggruk, Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, pada Jumat, 21 Maret 2025, sekitar pukul 17.00 WIT.
Elkius Kobak menuduh enam guru yang tewas itu sebagai agen intelijen TNI-Polri.
"Maka saya perintahkan pasukan untuk melakukan pembunuhan terhadap enam orang anggota TNI yang berprofesi sebagai guru," kata Elkius dalam keterangan tertulis, Sabtu, 22 Maret 2025.