Ketika Uskup Budi Kleden dan Warga Poco Leok Satu Suara Tolak Geotermal
- Tangkapan Vido Cosmos yang Beredar
Proyek ini bakal menelan biaya Rp10 triliun dibiayai dana pinjaman Bank Pembangunan Jerman Kreditanstalt für Wiederaufbau (KfW) di mana bank tersebut belum melanjutkan kerja sama dengan PT PLN karena faktor sensifitas isu kekerasan dan dugaan pelanggaran HAM.
Proyek berjalan ditengah penolakan
Proyek pembangunan pembangkit listrik panas bumi (PLTP) di Poco Leok terus berjalan di tengah penolakan masyarakat.
Sejauh ini Bupati Manggarai Heribertus Geradus Laju Nabit telah menerbitkan Surat Keputususan Penetapan Lokasi (Penlok) tahap II untuk pengembangan proyek PLTP Poco Leok yang artinya pengeboran panas bumi makin dekat.
Dalam catatan ViVa, setidaknya sudah 27 kali masyarakat melakukan aksi demo di lokasi pengeboran.
Kekerasan terhadap masyarakat oleh kepolisian terjadi berulang kali termasuk polisi juga melukai jurnalis yang getol memberitakan konflik Poco Leok.
Masyarakat adat Poco Leok yang terdiri dari 14 Gendang (rumah adat) sejak awal menyatakan sikap menolak keras rencana perluasan proyek PLTP Ulumbu karena khawatir proyek ini akan menghilangkan tanah yang jadi ruang hidup serta merusak sumber air.