Takjil yang Membawa Makna Guyub di Kota 1000 Biara

Suasana keramaian di pusat takjil depan Masjid Jihadul Ukhro
Sumber :

Manggarai, NTT VIVA –Lalu-lalang orang pada sore hari sebagian besarnya tertuju pada Masjid Jihadul Ukhro Ruteng yang beralamat di Jalan Motang Rua Nomor 19.

5 Ide Jualan Takjil yang Pasti Laris di Bulan Ramadhan 2025

Selama bulan puasa Ramadan, area Masjid Jihadul Ukhro berubah menjadi pusat kegiatan yang ramai dan menjadi tempat yang tepat untuk menghabiskan waktu sebelum berbuka puasa.

Selain dijadikan sebagai pusat takjil yang menawarkan aneka jajan lezat, tempat ini juga menjadi tempat ngabuburit yang favorit. Mulai dari jam pulang kantor, area masjid ini mulai dipadati oleh orang-orang yang ingin menunggu waktu berbuka. Semakin mendekati magrib, tempat ini semakin ramai.

5 Kuliner Lezat dan Cocok untuk Berbuka Puasa

Di depan Masjid Jihadul Ukhro, tenda-tenda takjil berderet panjang, menjajakan aneka jajan takjil yang lezat dan menggugah selera. Menariknya, pembeli takjil tidak hanya berasal dari umat Muslim, tetapi juga dari umat non-Muslim, mencerminkan kerukunan dan toleransi antar umat beragama.

Tidak ada batasan agama untuk menikmati suasana berbuka puasa bersama di Ruteng. Bahkan menurut pengakuan penjual, 90 persen pembeli takjil justeru warga non-muslim, sebagaimana yang diakui Marna, seorang pedagang takjil.

10 Rekomendasi Jualan Takjil dengan Modal Kecil, Dijamin Laris!

"Sejak buka di awal puasa saya menjual takjil di sini, dan saya lihat bahwa pembeli non-Muslim lebih banyak daripada pembeli Muslim," ujar Marna, ketika berbincang dengan NTT VIVA, Senin, 17 Maret 2025 malam.

Di depan Masjid Jihadul Ukhro, terdapat deretan 30 pedagang takjil yang siap memanjakan pembeli dengan aneka jajan lezat. Mereka beroperasi mulai pukul 4 sore, saat matahari mulai terbenam, hingga pukul 7 malam, setelah berbuka puasa.

 

Suasana ramai di pusat takjil depan Masjid Jihadul Ukhro Ruteng

Photo :
  • -

 

Omzet jutaan

Sama seperti pedagang lainnya, Marna menyediakan aneka takjil dengan harga terjangkau, Rp 5.000 hingga Rp 10.000. Para pedagang takjil terlihat sumringah karena mencatatkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan bulan puasa sebelumnya.

“Alhamdulillah tahun ini luar biasa Pak omzetnya mencapai sejuta bahkan kadang lebih kalau ada pesanan dari paguyuban, kelompok pengajian dan sering juga dari penjara pesan kolak sampai ratusan,” tuturnya.

Kota Ternyaman dengan Toleransi yang Kuat

Yeremias Santos, warga Ruteng, mengungkapkan bahwa pusat takjil di Masjid Jihadul Ukhro bukan hanya tempat untuk membeli takjil, tetapi tempat itu menjadi persemaian spirit toleransi.

"Saya selalu berpapasan dengan teman, keluarga setiap kali berbelanja takjil di sini," ungkap Yeremias.

Yeremias juga mengungkapkan bahwa kehidupan guyub di Ruteng membawa pesan yang kuat tentang pentingnya toleransi dan harmoni antara umat beragama.

"Ruteng benar-benar kota yang luar biasa. Gereja Katolik yang mayoritas adanya di pinggir-pinggir tapi Masjid dan Gereja Protestan berdiri di jantung kota menjadi simbol toleransi yang kuat dan harmonis," tutup Yeremias dengan nada penuh memuji.

Di kota yang dijuluki "Kota 1000 Biara", masyarakat telah menunjukkan contoh nyata bahwa perbedaan agama tidak harus menjadi penghalang untuk hidup berdampingan dengan damai.

Sebaliknya, perbedaan agama telah menjadi kekuatan yang mempersatukan masyarakat, membangun kekuatan dan harmoni yang lebih kuat.