Bukan Sekadar Tempat Memasak: Dapur Bergizi, Ekonomi Mandiri!
- Arfan
NTT ViVa– Langit pagi di Langke Rembong masih membasahi dedaunan ketika rombongan Gubernur Nusa Tenggara Timur, Melki Laka Lena, tiba di Kelurahan Carep, Jumat, 12 April 2025. Kunjungan ini adalah yang pertama di Kabupaten Manggarai, namun pesannya jelas dan penuh harapan: memulai perubahan besar dari hal yang paling mendasar gizi dan pangan untuk anak-anak sekolah.
Di hadapan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berdiri kokoh, rapi, dan bersih, Gubernur tidak menyembunyikan kekagumannya. “Dapur ini termasuk yang terbaik yang saya lihat selama keliling NTT,” katanya. Ia tidak hanya berbicara tentang dinding yang kokoh atau lantai yang bersih, tetapi tentang sebuah ruang hidup yang menjadi titik mula masa depan yang lebih sehat dan mandiri.
Dari Dapur ke Harapan Kolektif
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang kini tengah dikembangkan di seluruh NTT menjadi salah satu intervensi sosial paling ambisius dan bermakna. Dengan proyeksi kebutuhan 800-900 dapur MBG di seluruh provinsi, dan baru 17 yang terbangun dari target 87, pekerjaan ini memang belum selesai. Tetapi langkah awal yang diambil Kabupaten Manggarai, melalui dapur di Kelurahan Carep ini, memberi sinyal bahwa sebuah perubahan mungkin dan sedang berjalan.
Dengan anggaran nasional mencapai Rp9 triliun, MBG tidak hanya menargetkan pemenuhan gizi anak-anak sekolah, tetapi juga menumbuhkan ekosistem ekonomi lokal yang berdaya. Sekitar 50 orang akan bekerja di tiap dapur dengan upah di atas UMR. Belum lagi para petani lokal, pedagang sayur, nelayan kecil, dan peternak ayam yang kini memiliki pasar baru dan stabil.
“Ini bukan sekadar dapur, ini pusat pemberdayaan ekonomi. Tempat uang berputar, kebutuhan rumah tangga dipenuhi, dan ekonomi lokal bergerak,” ujar Gubernur Melki.
Pernyataan itu mengandung filosofi pembangunan yang berakar dari pemikiran Amartya Sen, ekonom dan peraih Nobel yang menekankan bahwa pembangunan sejati adalah pelepasan manusia dari belenggu kelaparan, kebodohan, dan ketidakberdayaan. Dalam hal ini, dapur MBG bukan hanya strategi intervensi gizi, tetapi alat pembebasan ekonomi masyarakat kecil.