SMA Katolik Frateran Surabaya Mendapat Sorotan dari Pendidikan Internasional
- Arnoldus Dewa
"Platform ini memungkinkan personalisasi pembelajaran bagi setiap siswa. FLC dapat mengakomodasi perbedaan kecepatan belajar siswa. Materi belajar bisa diakses kapanpun, setiap saat, bukan hanya saat di dalam kelas,” terangnya.
Salah satu aspek yang menarik perhatian delegasi dari Madagaskar adalah sistem rekrutmen guru di Frateran.
Sekolah ini menerapkan tes kepribadian (DISC test) untuk menilai kesesuaian calon guru dengan nilai-nilai sekolah.
Selain itu, Frateran juga memberikan dukungan penuh bagi guru untuk melanjutkan studi S2 dengan beasiswa.
Seluruh guru memiliki kualifikasi akademik minimal S-1. Dan, sudah banyak di antaranya yang memiliki sertifikasi.
Hingga saat ini, sebanyak 20 dari 64 guru dan staf telah menyelesaikan pendidikan Magister. SMA Katolik Frateran menargetkan seluruh guru dan staf menyelesaikan S-2 pada 2025 dengan dukungan beasiswa penuh dari pihak sekolah.
“Selain itu, kami rutin mengadakan workshop dan membentuk komunitas belajar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran,” jelas Stephanus.