Petani dan Pengurus Pamsimas Murka, Tambang Pasir CV. BSE di Kali Putih Gandusari Digeruduk
- Mikael Risdiyanto
Di sela – sela aksi massa, Kapolsek Garum AKP Punjung Setyo Himawan mencoba menjembatani komunikasi antara warga dengan pihak CV. BSE. “Saya bersama Kapolsek Gandusari akan mengamankan seluruh kegiatan njenengan sedoyo.”
“Pertama kami menghimbau dan mengajak kepada seluruh warga petani ini silakan disampaikan unek-uneknya namun jangan ada kata-kata provokatif. Kedua, kita sudah koordinasi dengan pengusaha tambang ini dan sebentar lagi akan datang, silakan ditunjuk perwakilan karena kalau seluruhnya ikut ngomong nggak ketemu,” tegas Kapolsek Garum.
Dalam dialog, perwakilan petani mengungkapkan, “Seperti yang disampaikan tadi bahwa air tidak sebersih kemarin, yang kedua air itu yang mengalir sudah mengalami sedimentasi jadi yang mengalir bukan air bersih tapi ndut (lumpur). Ini kalau direlokasi nggak mungkin pak, karena itu pasti menunggu besok-besok, padahal yang kami butuhkan adalah sekarang. Reklamasi itu apaan pak, itu menunggu habis baru reklamasi. Logikanya kami hancur dulu baru diperbaiki, in ikan nggak mungkin,” ucapnya.
“Selain itu masalah saluran irigasi, karena pernah ambrol. Takutnya kalau disini rusak, kan direklamasi dan pasti pindah ke selatan. Dan pasti di selatan akan hancur lagi trus gimana itu. Tuntutan kami yang terakhir alat berat disini harus pergi dari Kali Putih termasuk para penambangnya. Kita ingin Kali Putih dikembalikan untuk tambang yang manual saja, itu lebih ramah.”
Menanggapi itu hal itu Aditya Putra Mahardika perwakilan dari CV. Barokah Sembilan Empat (BSE) menjawab tuntutan peserta aksi. “Ada anggaran Dana Alokasi Khusus, terus ada APBN lagi. Terkait hal ini saya mohon waktu, karena saya akan berkoordinasi dengan kejaksaan nanti kita usut secara administratif. Kita juga akan usut kemarin siapa yang merusak mohon saya didampingi di kejaksaan ke Kasi Pidsus, karena ini pertanggungjawaban ke perusahaan.”
Atas jawaban tersebut warga menghardik, “Tidak bisa! saya minta tanggapan dipercepat, jangan mbulet-mbulet dari tadi kami masih sabar!”
“Apakah permintaan kita disetujui? Kalau memang tidak bisa Bapak Robi dihadirkan disini, karena saya dengan pimpinannya Bapak Robi,” ujar Renal perwakilan petani.