Oknum Penyidik Agustinus Bria Seran Diadukan ke Propam Polda NTT

Petronela Tilis dan saksi Elfrida Manue Kuriun pegang bukti aduan
Sumber :
  • Mario Langun

Media ini kemudian mendapatkan format laporan sekaligus aduan ke Propam Polda Nusa Tenggara Timur, (Selasa, 18/03/2025), Hal Pengaduan Dugaan pelanggaran Profesionalitas Polri yang ditujukan kepada Kadiv. 

Operasi SAR Tenggelamnya Kapal Motor di TTU Temukan Jasad Ayah dan Anak: Korban Meninggal Berjumlah 5 Orang

Propam Polri CQ Karo Wabprof Divpropam Polri CQ Kabid Propam Polda Nusa Tenggara Timur yang tembusannya disampaikan kepada  Kapolri Jenderal Polisi, Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si, Kapolda NTT, Irjen Pol. Daniel Tahi Monang Silitonga, S.H., M.A, Ketua Kompolnas Budi Gunawan, Ketua Komisi III DPR RI Habiburokhman, S.H., M.A, Ketua Komisi I DPRD NTT, Drs. Julius Uly, M.Si, Irwasda Polda NTT, Kombes Pol Murry Miranda, S.I.K dan Kapolres TTU AKBP Eliana Papote, S.I.K., M.M, jelas terbaca ada 8 (delapan poin) krusial yang diadukan antara lain:

Pada tanggal 24 Desember 2024, Saya bersama anak saya (saksi) Elfrida Kuriun  di usir Oknum  penyidik  Pembantu  Aipda  Agustinus  Bria  Seran  saat  hendak  mempertegas  surat tanda  penerimaan  laporan  polisi  dengan  nomor  :  STTLP/43/XII/2024/SPKT/Polsek Noemuti/Polres  TTU/Polda  Nusa  Tenggara  Timur,  yang  diperkuat  dengan  dasar  Laporan Polisi Nomor : LP/B/43/2024/SPKT/Polsek Noemuti/Polres Timor Tengah Utara/Polda Nusa Tenggara Timur, tanggal 24 Desember 2024, pukul 08.47 WITA, dari Polsek setempat.

Nikmati Sensasi Kolam Air Panas Nangadhero, Destinasi Wisata Alam Gratis di Nagekeo Wajib Dikunjungi!

Setelah dibuatkan  laporan  polisi,  oknum  penyidik/pembantu tersebut  tidak  melakukan pemeriksaan  terhadap  pelapor  (saya  sendiri)  dalam  bentuk  berita  acara  wawancara  saksi pelapor.

Pemeriksaan terhadap  saya  dalam  bentuk  berita  acara  wawancara  saksi  pelapor  baru dilakukan oknum penyidik pembantu tersebut pada tanggal 8 Januari 2025.

Jejak Jepang di Nagekeo: Bunker-Bunker Peninggalan Perang Dunia II yang Terlupakan

Terhadap point 1, 2 dan 3 tersebut di atas oknum penyidik pembantu tersebut telah  jelas-jelas mengabaikan pasal 7 KUHAP.

Setelah  menerima  laporan  atau  pengaduan  tindak  pidana  pengrusakkan,  oknum  penyidik tersebut  tidak  kemudian  melakukan  pemeriksaan  di  tempat  kejadian  perkara.  Hal  ini bertentangan  dengan  perintah  undang-undang  nomor  :  8  tahun  1981  tentang  hukum  acara pidana,  kaitannya  dengan  pasal  8  ayat  1 jo  pasal  75  KUHAP  dimana  hasil  pemeriksaan  di TKP dibuatkan berita acara pemeriksaan.  

Halaman Selanjutnya
img_title