Cara Tilang Polantas Labuan Bajo Picu Kemarahan, Pengendara Mengamuk Bakar Motornya Sendiri

Pengendara di Labuan Bajo membakar motornya sendiri
Sumber :
  • Tangkapan layar video

Manggarai Barat, NTT ViVa– Kejadian tak biasa terjadi di jalan raya Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, di mana seorang pengendara motor melakukan aksi ekstrem dengan membakar motornya sendiri.

Pria Lansia di Ruteng Ditemukan Gantung Diri di Kamar

Tindakan itu dilakukan setelah terjadi perselisihan dengan petugas polisi lalu lintas yang melakukan penilangan terhadapnya.

Video aksi membakar motor di jalan raya viral di media sosial. Dari penelusuran, diketahui kejadian itu terjadi di Jalan Frans Nala persisnya jalan raya depan Kantor DPRD Manggarai Barat pada Rabu malam 26 Maret 2025.

10 Destinasi Wisata Wajib di Nusa Tenggara Timur yang Harus Kamu Kunjungi

Dalam rekaman video yang beredar, terdengar suara yang diduga berasal dari pemilik motor tersebut, mengeluhkan tindakan petugas polisi lalu lintas dengan mengatakan, " Saya tidak suka saja ka. Saya bukan penjahat masalahnya."

Pria dalam video tersebut terdengar mengungkapkan kemarahannya, "Daripada bawa di polres tidak jelas-jelas mendingan bakar. Tahan orang punya motor tanpa sebab.”

Polisi Labuan Bajo Ungkap Tabiat Pengendara Bakar Motornya Sendiri: Sering Ditilang!

Rekaman video tersebut juga menunjukkan bahwa lokasi insiden tersebut jadi tontonan warga dan sekelompok anggota kepolisian, termasuk terdengar suara yang menyebutkan kehadiran Kasat Lantas di tempat kejadian.

Kronologi

Pemilik motor, Ninong Agustin, menceritakan secara detail kejadian tersebut. Menurutnya, aksi nekatnya dimulai ketika polisi melakukan penilangan dengan cara menyergap tanpa mengarahkan pengendara menepikan kendaraan terlebih dahulu.

Pria 35 tahun itu mengatakan, oknum yang menyetop motornya tidak memakai seragam polisi dan pada saat itu Ninong berboncengan dengan anaknya berusia 11 tahun.

“Itu kan tadi malam (Rabu malam) ya kaka sekitar jam 9 malam. Saya kira dia mau begal dan saya suruh anak saya lompat dan lari sedangkan saya turun dan tanya ke dia kau siapa. Saya saat itu sudah berpikir lain ah ini begal. Tapi orang itu mengaku polisi lalu lintas. Tapi begini caramu. Saya tanya begitu. Lalu ada argument-argumen ini atas perintah dia bilang,” kata Ninong ketika dihubungi Kamis, 27 Maret 2025.

Ninong mengaku, saat itu ia baru saja keluar dari gang Gor Komodo tempat penyambutan kontingen sepak bola Persamba Manggarai Barat usai mengikuti turnamen Eltari Cup di Kupang.

Ninong bilang, dirinya dan polisi lalu lintas berdebat soal motornya yang menggunakan knalpot tidak standar tapi harus dibawa ke Polres sementara Ninong keukeh jika karena masalah knalpot ia bersedia mengganti knalpot racing dengan yang standar di tempat dia ditilang.

“Terus mereka (polisi) bilang ada perintah razia knalpot racing dan motor saya harus dibawa ke Polres. Terus di sana sudah ada Pak Kasat Lantas. Saya bilang kalau memang knalpot jadi alasannya saya akan mengganti knalpot di tempat tapi motor jangan bawa ke Polres dan saya masih pakai helm kok. Kami berdebat soal knalpot racing sampai saya bilang daripada dibawa ke Polres lebih baik saya bakar saya punya motor, toh bukan motor orang tapi motor sendiri,” katanya.

Ucapan Ninong yang hendak membakar motornya kemudian diikuti oleh kalimat provokasi dari beberapa anggota yang terkesan memancing emosi Ninong.

“Terus ada Bahasa sumbang. Sangat disayangkan pernyataan dari Kasat Lantas dan Kasat Sabhara yang mengatakan ayo kalau jago kau bakar kau punya motor. Saya bakar saya punya motor di depan mereka semua menggunakan bensin dari selang motor lalu saya bakar. Mereka menonton saja seperti dalam video,” beber Ninong.

“Yang saya tidak terima bagaimana psikologi saya punya anak ka. Cara tilangnya serobot seolah-olah begal begitu ka,” sambungnya.

Ninong sendiri mengaku tidak menyesali perbuatannya karena hal itu dilakukan secara sadar terlebih motor Yamaha King yang dibakarnya merupakan motor milik sendiri dengan surat-surat lengkap.

Ninong mengaku tidak sedang dalam pengaruh alkohol saat kejadian tapi dirinya benar-benar murka dengan cara polisi polisi menilangnya.

“Saya normal tidak ada minum apalagi saya jalan dengan anak saya. Saya hanya protes kok tilangnya tidak kenal konteks. Orang datang ke sana merayakan kedatangan tim Persamba yang pulang bertanding. Waktu ke sana saya ada dalam iring-iringan kendaraan lainnya seperti konvoi begitu waktu pulangnya saya ditilang,” tuturnya.

Sementara itu Kasat Lantas Polres Manggarai Barat. AKP I Made Supharta Purnama yang ada di lokasi kejadian belum memberi keterangan pers terkait soal itu.