Jejak Jepang di Nagekeo: Bunker-Bunker Peninggalan Perang Dunia II yang Terlupakan

Bungker peninggalan Jepang di Bukit Rane, Desa Aeramo, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, NTT.
Sumber :
  • Sevrin Waja

Bandara yang jejaknya juga masih dapat terlihat hingga hari ini disebut sebagai bandara pendukung pertahanan laut Jepang bersama Surabaya dan Morotai. Di lokasi bandara, landasan pacu serta hanggar pesawat tempur Kekaisaran Jepang seperti Mitsubishi A6M2 Zero, Nakajima Ki-84, dan G4M juga masih terlihat jejaknya.

Dekranasda Nagekeo Dorong Digitalisasi Pemasaran Produk UMKM

Tentara Kekaisaran Jepang menjadikan Mbay sebagai penopang mobilitas logistik ketika pecah perang Pasifik. Jejak peninggalan Jepang di Nagekeo tidak dapat dipisahkan dari sejarah pendudukan Kekaisaran Jepang di Indonesia.

Wilayah ini menjadi saksi bisu dari upaya militer Jepang untuk memperkuat kekuasaan mereka di kawasan Asia Tenggara dengan tujuan memenangkan perang melawan Amerika dan sekutunya.

Warga Nagesepadhi Urunan Bangun Bak Air akibat Krisis Air

Meskipun Jepang akhirnya kalah perang lalu menyerah tanpa syarat pasca Amerika menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, keberadaan bunker-bunker ini menjadi bukti nyata dari jejak mereka di Kabupaten berjuluk The Heart of Flores itu.

Bunker-bunker Jepang selain sebagai jejak sejarah yang menyimpan cerita masa lalu, juga memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata sejarah. Namun sayangnya, wisatawan baik lokal maupun mancanegara jarang mengunjungi situs-situs bersejarah ini karena tidak ditata dan dikelola dengan baik oleh pemerintah daerah setempat.

Jaga Etika! Bupati Nagekeo Minta ASN Gunakan Media Sosial Secara Positif