Mudik Lebaran 2025: Fenomena Tradisi Berkolaborasi dengan Tren Digital

Kemacetan panjang terjadi di ruas Tol Jakarta-Cikampek
Sumber :
  • Sumber : tvOne/Agung Prasetyo

NTT ViVa– Tradisi mudik jelang Hari Raya Idulfitri selalu menjadi momen yang dinanti oleh jutaan perantau di Indonesia. Namun, di era digital ini, mudik bukan hanya tentang pulang kampung, tetapi juga ajang eksistensi di media sosial.

Jelang Libur Lebaran, Kapolres Manggarai Timur Tekankan Pentingnya Keselamatan Bagi Pemudik

Fenomena ini semakin mencolok pada mudik 2025, di mana ribuan video, foto, dan unggahan pengalaman perjalanan membanjiri dunia maya. Fenomena Mudik dan Tren Digital Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan popularitas platform media sosial seperti TikTok, Instagram, dan YouTube, mudik kini tidak hanya sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan virtual.

Para pemudik berlomba-lomba membagikan pengalaman mereka, dari perjuangan mendapatkan tiket, kondisi jalanan, hingga momen haru berkumpul dengan keluarga di kampung halaman.

Jaga Etika! Bupati Nagekeo Minta ASN Gunakan Media Sosial Secara Positif

Seorang pemudik, Rina (27), yang melakukan perjalanan dari Jakarta ke Yogyakarta, mengaku selalu mendokumentasikan perjalanannya. "Saya ingin berbagi pengalaman dan tips bagi mereka yang juga mudik. Selain itu, ada kebanggaan tersendiri saat video perjalanan saya viral dan ditonton ribuan orang," ujarnya.

Fenomena ini membawa dampak positif, seperti meningkatnya kesadaran akan pentingnya keselamatan berkendara serta berbagi informasi seputar kondisi arus mudik secara real-time. Beberapa akun bahkan didedikasikan untuk memberikan informasi terkini mengenai kemacetan, jalur alternatif, hingga rekomendasi tempat istirahat terbaik. Namun, di sisi lain, hasrat eksistensi ini juga menimbulkan beberapa dampak negatif. Tidak sedikit pemudik yang lebih fokus membuat konten daripada menjaga keselamatan saat berkendara.

Hoaks Kematian Paus Fransiskus Viral, Pastor Flores di Vatikan Sampaikan Kabar Terbaru

Kasus-kasus kecelakaan akibat penggunaan ponsel saat mengemudi masih sering terjadi. Selain itu, ada juga tren "flexing mudik" di mana orang-orang memamerkan kendaraan mewah atau fasilitas eksklusif yang mereka gunakan selama perjalanan. Pemerintah dan pihak kepolisian terus mengingatkan agar masyarakat tidak lalai dalam berkendara demi konten media sosial.

"Kami mendukung penggunaan teknologi untuk berbagi informasi, tetapi keselamatan tetap nomor satu. Jangan sampai niat berbagi justru membahayakan diri sendiri dan orang lain," ujar Kepala Korps Lalu Lintas Polri dalam konferensi pers terkait mudik 2025.

Halaman Selanjutnya
img_title