6 Cara Menjernihkan Pikiran ala Filsafat Timur

Patung filsuf dewa Yunani kuno
Sumber :
  • AI Freepik

NTT ViVa– Filsafat Timur menawarkan berbagai cara untuk menjernihkan pikiran, yang berasal dari tradisi Islam, Taoisme, Konfusianisme, Buddhisme, Zen, Hindu, dan filsafat-filsafat lainnya. Tidak seperti filsafat Barat yang cenderung analitis dan rasional, filsafat Timur lebih menekankan keseimbangan, kesadaran diri, dan hubungan manusia dengan alam semesta.

Liburan Makin Berkesan! Intip 4 Penginapan Unik di Bandung yang Bikin Betah Berlama-lama

Berikut adalah beberapa cara menjernihkan pikiran berdasarkan berbagai ajaran filsafat Timur.

1. Filsafat Islam (tazkiyatun nafs: penyucian jiwa dan filsafat akhlak)

Dalam Islam, kejernihan pikiran tidak hanya berarti ketenangan mental, tetapi juga keterhubungan dengan Allah. Tazkiyatun Nafs (penyucian jiwa) yaitu kejernihan pikiran yang lahir dari kesucian hati dan jiwa. Jika hati bersih dari sifat buruk seperti iri, dengki, dan keserakahan, maka pikiran pun menjadi jernih.

Gagal Panen di Rote, Balai Besar Wilayah Sungai Nusa Tenggara II Akan Cek Langsung

Cara menjernihkan pikiran dengan Tazkiyatun Nafs antara lain: Muhasabah (introspeksi diri) dengan cara merenungkan perbuatan, menyadari kesalahan, dan memperbaiki diri; Tafakur (merenungi kebesaran Allah), melihat ciptaan Allah dan menyadari kebesaran-Nya agar tidak terlalu larut dalam masalah duniawi; meningkatkan Amal Shalih yaitu berbuat baik kepada sesama untuk menenangkan hati.

Contoh: Jika seseorang merasa cemas dan gelisah, mereka bisa melakukan muhasabah untuk mencari akar masalahnya, kemudian memperbaiki niat dan mendekatkan diri kepada Allah.

Dolfus Tuames Harap Dana Desa di NTT Dapat Dialokasikan Juga untuk Rehabilitasi Hutan

Sementara filsafat Akhlak: menjaga pikiran dari sifat negatif. Para filsuf Muslim seperti Al-Ghazali menekankan pentingnya membersihkan hati dari sifat-sifat buruk agar pikiran tetap jernih. Cara menjernihkan pikiran dalam filsafat Akhlak: menjauhi Hasad (Iri) dan Ghaflah (Kelalaian) dan menghindari pikiran negatif yang merusak ketenangan; membiasakan Husnudzan (berprasangka baik), berpikir positif kepada Allah dan sesama manusia agar tidak terbebani pikiran buruk. Menjaga lisan dan hati untuk tidak mudah berkomentar negatif, karena ucapan yang buruk dapat membebani pikiran sendiri.

Contoh: Jika seseorang sering merasa tertekan karena membandingkan hidupnya dengan orang lain, Islam mengajarkan untuk bersyukur dan berprasangka baik, sehingga pikirannya lebih damai.

2. Taoisme: Mengalir Seperti Air (Wu Wei)

Taoisme, yang diajarkan oleh Laozi (Lao Tzu) dalam Tao Te Ching, menekankan prinsip Wu Wei, yaitu "tidak berusaha secara berlebihan" atau "bertindak selaras dengan alam".

Cara Menjernihkan Pikiran dalam Taoisme: berhenti melawan arus kehidupan. Jika kita memaksakan sesuatu, kita justru semakin terjebak dalam kecemasan. Biarkan hidup mengalir seperti air. Latihan pernafasan dan Qigong. Pernafasan yang dalam dan perlahan membantu menyelaraskan tubuh dan pikiran dengan alam. Bersentuhan dengan alam seperti berjalan di hutan, melihat sungai mengalir, atau mendengarkan suara angin bisa membantu kita lebih rileks. Contoh: dalam kehidupan modern, sering kali kita terlalu memaksakan diri dalam pekerjaan dan ekspektasi. Taoisme mengajarkan bahwa terkadang kita harus "melepaskan", bukan terus berusaha keras tanpa arah.

3. Buddhisme: Kesadaran Penuh (Mindfulness dan Meditasi)

Dalam ajaran Buddha, sumber penderitaan adalah pikiran yang terus berputar dalam keinginan dan ketakutan. Untuk menjernihkan pikiran, kita perlu mempraktikkan kesadaran penuh (mindfulness) dan meditasi. Cara menjernihkan pikiran dalam Buddhisme yaitu Meditasi Vipassana yang mengarahkan kita fokus pada pernapasan, mengamati pikiran tanpa terikat pada emosi.

Hidup dalam saat Ini (present moment). Jangan terjebak dalam masa lalu atau terlalu khawatir tentang masa depan. Melepaskan keinginan dan kekhawatiran dengan mengurangi keterikatan pada hal-hal material dan ego. Contoh: Daripada terus menerus memikirkan masalah yang belum terjadi, kita bisa duduk diam, fokus pada nafas, dan menerima momen ini sebagaimana adanya.

4. Zen (Buddhisme Jepang)

Kesederhanaan dan Kekosongan Zen adalah cabang Buddhisme yang menekankan pengalaman langsung daripada teori. Zen mengajarkan bahwa pikiran kita seperti air keruh—jika kita terus mengaduknya, ia tidak akan pernah jernih. Cara menjernihkan pikiran dalam Zen yaitu Latihan Zazen (meditasi duduk): duduk diam, bernapas dalam, dan membiarkan pikiran berlalu tanpa terikat pada mereka. Kesederhanaan dalam Hidup: Mengurangi distraksi, hidup dengan lebih sedikit barang, dan fokus pada esensi. Pekerjaan sebagai Meditasi: melakukan tugas sehari-hari (seperti mencuci piring atau menyapu) dengan penuh perhatian tanpa tergesa-gesa. Contoh: daripada multitasking dan terus memeriksa ponsel, coba fokus penuh pada satu aktivitas, seperti menyeduh teh dan menikmati setiap detiknya.

5. Konfusianisme

Harmoni dalam Kehidupan Sosial Konfusianisme menekankan pentingnya tata krama, hubungan sosial, dan keseimbangan antara individu dan masyarakat. Cara Menjernihkan Pikiran dalam Konfusianisme yaitu menjalani kehidupan yang bermoral. Mengikuti prinsip Ren (kebaikan), Li (kesopanan), dan Yi (keadilan) untuk menghindari konflik batin. Menyeimbangkan kewajiban dan diri sendiri. Jangan hanya mengejar ambisi pribadi, tetapi juga pikirkan keharmonisan dengan orang lain. Belajar dan merenungkan melalui aktivitas membaca, berdiskusi, dan merenungkan nilai-nilai kehidupan untuk membentuk kebijaksanaan. Contoh: Jika seseorang mengalami konflik dengan keluarga atau teman, Konfusianisme menyarankan refleksi diri dan pendekatan penuh hormat untuk memperbaiki hubungan.

6. Hinduisme

Yoga dan Kesadaran Spiritual Filsafat Hindu, terutama dalam Vedanta dan Bhagavad Gita, mengajarkan bahwa pikiran kita dipenuhi oleh ilusi (maya), yang membuat kita gelisah. Jalan menuju kejernihan adalah dengan menyadari Atman (diri sejati) yang lebih tinggi.

Cara Menjernihkan Pikiran dalam Hinduisme yaitu dengan melakukan Yoga dan Pranayama (Latihan Pernafasan), juga Latihan fisik dan pernapasan untuk menyelaraskan tubuh dan pikiran. Meditasi dan Mantra: mengulang mantra seperti ‘Om’ untuk menenangkan pikiran. Bhakti (pengabdian spiritual): Menyerahkan ego kepada yang lebih besar, mengurangi beban pikiran. Contoh: Jika seseorang stres karena kehidupan yang tidak pasti, mereka bisa melakukan meditasi Om atau yoga untuk menenangkan pikirannya dan menemukan keseimbangan.

Dengan demikian, Filsafat Timur menawarkan berbagai cara menjernihkan pikiran, masing-masing dengan pendekatan unik. Taoisme mengalir dengan alam (Wu Wei) bernapas dalam, menikmati alam, tidak memaksakan diri.

Buddhisme menawarkan cara mindfulness, melepaskan keinginan, meditasi, hidup di saat ini dan mengamati pikiran secara jernih.

Zen menekankan pentingnya kesederhanaan dan kekosongan , fokus pada satu aktivitas, meditasi Zazen, dan mengurangi hal dan tindakan yang dapat mengalihkan perhatian.

Sementara Konfusianisme menekankan pada harmoni sosial dan kebijaksanaan dalam menjaga hubungan baik, hidup bermoral, dan refleksi diri.

Sedangkan Hinduisme mengajarkan kejernihan pikiran lahir dari latihan Yoga, meditasi mantra, mengendalikan ego dan membangunkan kesadaran spiritual.

Setiap pendekatan ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mendapatkan ketenangan batin dan kejernihan pikiran. Pilih metode yang paling sesuai dengan keyakinanmu, karakter dan kebutuhanmu!