Fransiskus-Yeremia Pertanyakan Keterlibatan 2 Mantan Bupati di Pilbup SBD
- Ariyanto Kristian Tena
Hubungan kekeluargaan tersebut diduga masih sangat berpengaruh untuk menggerakkan aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan pemerintahan Kabupaten Sumba Barat Daya untuk mendukung pasangan calon nomor urut 1.
Hal ini terbukti dengan adanya grup pesan ASN di pemerintah daerah yang ditujukan untuk memberikan donasi kepada Ratu Ngadu Bonnu Wulla-Dominikus Alphawan Rangga Kaka.
Pengaruh selanjutnya, terdapat dugaan pengerahan camat Kecamatan Tambolaka, Kecamatan Wewewa Tengah, Kecamatan Wewewa Barat, Kecamatan Wewewa Selatan, Kecamatan Kodi Utara, dan Kecamatan Kodi melakukan penyortiran kartu tanda penduduk (KTP) sesuai afiliasi pilihan kepada pasangan calon tertentu. Dalam hal ini KTP pendukung pasangan calon nomor urut 2 ditahan atau tidak dibagikan.
"Terkait ketidaknetralan di kecamatan-kecamatan tersebut ini terkait penyortiran dalam penyerahan KTP kepada masyarakat. Nah ini juga berkaitan dengan bahwa KPU Kabupaten Sumba Barat Daya yang tidak mensosialisasikan dan menindaklanjuti surat dinas KPU Nomor 2734. Ya sehingga misalkan dalam bukti tambahan yang kami sampaikan, banyak orang tidak punya KTP akhirnya tidak bisa milih," ujar Ramelan.
Lanjutnya, juga terdapat dugaan intimidasi dari Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di TPS 1 Desa Werilolo, Kecamatan Wewewa Selatan.
Ketua KPPS meminta saksi mandat yang hadir untuk tidak membawa ponsel ke TPS, jika melanggarnya akan dikeluarkan dengan dalih sesuai aturan penyelenggaraan pemilihan.
"Saksi mandat melakukan keberatan, namun tidak diindahkan. Bahkan Ketua KPPS menyeru 'Jangan intervensi kami, jika tidak terima silakan keluar' dan memerintahkan kepada pihak keamanan, linmas untuk menarik saksi mandat keluar," ujar Ramelan.