Stoikisme: Sebuah Panggilan untuk Ubah Hidupmu, Kendalikan Emosimu, dan Dapatkan Kedamaian!
- Luc Emergo/Shutterstock
c. Mengamati Diri – Mengendalikan Pikiran Sebelum Emosi Meledak Ketika kau merasa marah atau cemas, berhentilah sejenak. Tanyakan pada dirimu: Apakah kemarahanku ini akan mengubah sesuatu? Apakah ini pantas untuk dikhawatirkan? Bagaimana seorang Stoik akan merespons situasi ini? Dalam banyak kasus, kau akan menyadari bahwa amarah dan kecemasan hanya membuat keadaan semakin buruk. Dengan melatih pikiran seperti ini, kau mulai membangun kebiasaan berpikir yang lebih tenang dan jernih.
4. Hidup dengan Kebijaksanaan: Buah dari Pengendalian Diri Seorang Stoik tidak hidup dengan menghindari masalah, tetapi dengan menghadapi kehidupan dengan sikap yang teguh dan penuh kebijaksanaan. Dengan mengendalikan emosimu, kau akan mendapatkan: Ketahanan Mental – Tidak mudah terpengaruh oleh keadaan eksternal.
Keberanian– Menghadapi hidup dengan tenang tanpa takut. Ketenangan– Tidak terombang-ambing oleh perasaan negatif. Kebijaksanaan– Melihat segala sesuatu dengan perspektif yang lebih luas.
Seneca, seorang filsuf Stoik, menulis, "Seorang manusia yang bijak tidak berharap bahwa segala sesuatu berjalan sesuai keinginannya, tetapi dia menjadikan segala sesuatu yang terjadi sebagai keinginannya." Artinya, jika kau bisa menerima hidup apa adanya, kau akan menemukan kedamaian sejati. Dengan begitu, kendalikan dirimu, bukan dunia. Hidup memang tidak selalu mudah. Akan ada kehilangan, pengkhianatan, kegagalan, dan ketidakadilan. Tetapi apakah semua itu membuatmu sengsara? Tidak, jika kau memilih untuk menghadapinya dengan tenang dan bijaksana.
Filsafat Stoik mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati datang dari dalam diri, bukan dari keadaan eksternal. Mulai sekarang, ubahlah hidupmu dengan mengendalikan emosimu. Berhenti menyalahkan dunia atas penderitaanmu, karena semua yang kau butuhkan untuk damai sudah ada di dalam dirimu sendiri. Sebagaimana yang dikatakan Epictetus, "Jika kamu ingin berkembang, relakan untuk terlihat bodoh dan diolok-olok. Jangan hanya berpura-pura maju, tetapi benar-benar hiduplah dengan bijaksana."
Kini, pilihan ada di tanganmu. Akan kau biarkan emosimu menguasai hidupmu, atau kau akan menguasai emosimu? Stoikisme mengajarkan bahwa kebahagiaan bukan tentang mengendalikan dunia luar, tetapi mengendalikan bagaimana kita bereaksi terhadapnya.
Para filsuf Stoik dan para ahli modern sepakat bahwa dengan mengendalikan emosi, menerima kenyataan, dan berfokus pada kebajikan, kita dapat mencapai ketenangan batin dan kebahagiaan yang sejati. Bagaimana menurutmu? Apakah konsep ini relevan dengan kehidupan modern?