PMI Matim Bantah Terima Hibah Rp 500 Juta, Sebut Operasional Bergantung pada Pihak Ketiga
Manggarai Timur, NTT VIVA - Palang Merah Indonesia (PMI) Manggarai Timur menegaskan bahwa operasional organisasi ini lebih banyak bergantung pada bantuan pihak ketiga.
Anggota PMI Manggarai Timur, Alfred Tuname, dalam rilis resminya menyatakan bahwa hibah yang diterima PMI hanya sebesar Rp 275 juta pada tahun 2023 dan Rp 100 juta pada tahun 2024.
Ia membantah klaim yang menyebutkan bahwa PMI menerima hibah sebesar Rp 500 juta pada periode tersebut, dengan menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar.
“Mungkin Rikar Runggat sedang berkelakar, atau mungkin sedang terjebak atau terprovokasi. Mungkin ia sedang tak sadar kalau ia sedang ‘trapped’ jebakan informasi hoaks,” ujar Alfred.
Ia menjelaskan bahwa angka Rp 500 juta merupakan usulan dalam proposal PMI, namun DPRD hanya menyetujui hibah sebesar Rp 100 juta untuk organisasi kemanusiaan tersebut.
Agar tetap beroperasi, PMI Manggarai Timur terus membangun komunikasi dan memperluas jaringan dengan berbagai pihak.
“Fasilitas PMI Manggarai Timur diperoleh dari jaringan yang dibangun Ketua PMI, Theresia Wisang. Atas dasar kerja dan kepercayaan itu, PMI Matim mendapat dua tenda platoon, empat tenda family, dan 50 terpal dari bantuan AUSAID dan PMI Pusat di awal kepemimpinan Ibu Theresia Wisang. Selain itu, PMI juga menerima bantuan mobil ambulans dari PMI Pusat pada 2019 dan hibah mobil ambulans dari Bank Indonesia melalui jalur DPR RI pada 2022,” jelas Alfred.